Lompatan Besar Daya Saing Pariwisata Indonesia
World Economic Forum (WEF) baru saja merilis Travel & Tourism Development Index (TTDI) 2024 pada 21/5/2024 lalu.
Muhammad Rahmad
5/23/20243 min read


World Economic Forum (WEF) baru saja merilis Travel & Tourism Development Index (TTDI) 2024 pada 21/5/2024 lalu. Travel & Tourism Development Index (TTDI) adalah sebuah indeks untuk mengukur daya saing sektor pariwisata di berbagai negara. Indeks ini menilai faktor-faktor yang mendukung pengembangan sektor pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing dalam sebuah negara.
Di rilis WEF ini ada yang sangat menarik perhatian. Daya saing pariwisata Indonesia naik sangat signifikan dibanding 2019 lalu. Posisi Indonesia naik 18 peringkat dari posisi 40 ke posisi 22 top dunia. Artinya, selama pandemi Covid-19, Indonesia terbilang berhasil membenahi pariwisata nasional menjadi lebih berdaya saing dan berkualitas. Indonesia jauh mengungguli Turkiye yang berada diperingkat 29, Malaysia yang berada diperingkat 35, Arab Saudi yang berada diperingkat 41, Thailand yang berada diperingkat 47, dan Vietnam yang berada diperingkat 59.
Dibandingkan dengan negara-negara di Asia-Pacific,dDaya saing pembangunan pariwisata Indonesia saat ini berada di top 6 bersama Jepang, Australia, Cina, Singapura, dan Korea Selatan.
Prestasi Indonesia ini tentu sangat menggembirakan. Saya patut memberikan apresiasi kepada Pemerintahan Presiden Jokowi, khususnya kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai organisasi pengelola pariwisata secara nasional.
Aspek utama yang dinilai dalam TTDI antara lain; Lingkungan pendukung (enabling environment), seperti keamanan, kesehatan & kebersihan, SDM, kesiapan ICT; Kebijakan pariwisata dan kondisi pendukungnya, seperti prioritas sektor pariwisata dalam kebijakan pemerintah, keterbukaan internasional, daya saing harga, kelestarian lingkungan; Infrastruktur, mencakup infrastruktur transportasi udara, darat, pelabuhan, serta infrastruktur pariwisata seperti hotel; dan Sumber daya alam dan budaya, termasuk keberadaan situs warisan dunia, keanekaragaman hayati, jumlah situs budaya, pameran internasional.
TTDI kemudian merangkum penilaian semua faktor tersebut ke dalam sebuah indeks komposit untuk menentukan peringkat daya saing pariwisata setiap negara. Ini menjadi alat komparatif untuk mengukur kinerja sektor pariwisata lintas negara.
Tentu saja TTDI ini memberikan manfaat besar bagi Indonesia. TTDI memberikan gambaran menyeluruh tentang daya saing sektor pariwisata suatu negara. Index ini juga membantu pemerintah dan pelaku industri mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan disempurnakan. Index ini juga menjadi patokan untuk melihat kemajuan pariwisata suatu negara dari waktu ke waktu, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja melalui sektor pariwisata yang kuat. TTDI membantu negara-negara memahami posisi daya saing pariwisata mereka dan menyusun strategi untuk meningkatkannya.
Peran Pariwisata Terhadap Ekonomi
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia cukup signifikan dan terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, meskipun sempat terdampak oleh pandemi COVID-19.
Pada tahun 2019 (sebelum pandemi), kontribusi langsung sektor perjalanan dan pariwisata terhadap PDB Indonesia mencapai 4,97% atau sekitar Rp 596,83 triliun.
Secara keseluruhan, jika memperhitungkan efek tidak langsung dan induced, kontribusi sektor perjalanan dan pariwisata terhadap PDB Indonesia pada tahun 2019 adalah sebesar 10,39% atau sekitar Rp 1.247,57 triliun.
Selain berkontribusi langsung terhadap PDB, sektor pariwisata juga memiliki peran penting dalam penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2019, sektor perjalanan dan pariwisata menyerap sekitar 13 juta tenaga kerja atau 10% dari total tenaga kerja di Indonesia.
Potensi Masa Depan Pariwisata
Potensi pariwisata Indonesia ke depan sangatlah besar. Pengembangan destinasi-destinasi baru di luar Bali, seperti "10 Bali Baru", membuka peluang ekonomi bagi daerah-daerah lain. Diversifikasi destinasi ini akan semakin menarik minat wisatawan dengan preferensi yang beragam.
Tren pariwisata berkualitas, seperti ekowisata dan wisata berbasis masyarakat, juga semakin berkembang seiring meningkatnya kesadaran terhadap kelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat lokal. Ini merupakan potensi besar bagi Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dan budaya untuk mengembangkan model-model pariwisata yang inovatif dan berkelanjutan.
Dengan keunggulan dan potensi yang dimiliki, pariwisata Indonesia diproyeksikan akan terus tumbuh menjadi salah satu sektor andalan perekonomian nasional. Jika dikelola dengan baik, pariwisata dapat menjadi kekuatan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, sekaligus melestarikan kekayaan alam dan budaya Nusantara.
Pekerjaan Rumah
Meskipun pariwisata Indonesia menunjukkan kinerja yang semakin baik, masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus terus ditingkatkan oleh pemerintah. Pertama, perlunya integrasi organisasi pengelola pariwisata pusat dengan daerah-daerah. Pengelolaan pariwisata nasional oleh Kementerian Pariwisata akan makin berdaya saing dan kompetitif apabila terintegrasi langsung dengan dinas-dinas pariwisata di daerah-daerah. Peran Kementerian yang saat ini masih bersifat koordinatif, menyebabkan pembangunan pariwisata di daerah beragam kualitas dan cenderung highcost.
Kedua, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pariwisata. Pemerintah perlu terus mendorong pelatihan dan sertifikasi bagi para pelaku industri pariwisata untuk meningkatkan kualitas layanan dan profesionalisme.
Ketiga, pengelolaan destinasi wisata yang berkelanjutan. Pemerintah harus memastikan bahwa pengembangan pariwisata tidak merusak lingkungan dan budaya lokal. Diperlukan regulasi yang jelas dan penegakan aturan untuk menjaga kelestarian destinasi wisata.
Keempat, pemerataan pembangunan pariwisata. Pemerintah perlu mendorong pengembangan destinasi-destinasi baru dan mendistribusikan manfaat ekonomi pariwisata secara lebih merata ke berbagai daerah di Indonesia. Ini membutuhkan perencanaan yang matang dan sinergi antar pemangku kepentingan.
Kelima, adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan perubahan preferensi wisatawan. Pemerintah perlu mendorong inovasi dan pemanfaatan teknologi digital dalam promosi, pelayanan, dan pengelolaan pariwisata. Selain itu, pemerintah juga harus responsif terhadap tren dan perubahan preferensi wisatawan, seperti pariwisata minat khusus, pariwisata ramah lingkungan, dan lain-lain.
Dengan terus meningkatkan kualitas di berbagai aspek tersebut, pariwisata Indonesia akan semakin berdaya saing dan menuju masa depan yang lebih cerah.
*) Penulis adalah Direktur Eksekutif Pusat Kajian Pariwisata Indonesia / Dosen Pariwisata Institut Pariwisata Trisakti
