Pariwisata: Solusi Jitu Untuk Lunasi Utang Negara
Dalam minggu ini, jagat digital kita dipenuhi berbagai narasi tentang nilai utang Indonesia yang akan jatuh tempo hingga 3 tahun ke depan. Seperti yang dijelaskan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani
Muhammad Rahmad
6/7/20242 min read


Dalam minggu ini, jagat digital kita dipenuhi berbagai narasi tentang nilai utang Indonesia yang akan jatuh tempo hingga 3 tahun ke depan. Seperti yang dijelaskan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, pandemi Covid-19 telah memaksa pemerintah untuk menarik utang secara signifikan pada tahun 2020 guna merespons penurunan pendapatan negara. Akibatnya, nilai utang yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat mencapai sekitar Rp 2.837 triliun.
Dalam situasi ini, pengembangan sektor pariwisata dapat menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan pendapatan negara dan membantu melunasi utang yang akan jatuh tempo. Pariwisata telah terbukti menjadi sumber devisa yang signifikan bagi Indonesia. Pada tahun 2019, sebelum pandemi, sektor pariwisata menghasilkan devisa sebesar 16,9 miliar dolar AS atau setara dengan 270 triliun rupiah, dan menyumbang 4,80% terhadap PDB Indonesia.
Perolehan devisa sektor pariwisata di Indonesia pada tahun 2019, bila dibandingkan dengan Perancis, Turki, dan Thailand, memang masih jauh di bawah. Sektor pariwisata di Perancis menyumbang 9,6% terhadap PDB dan menghasilkan devisa 63,8 miliar dolar AS atau setara dengan 1.020,8 triliun rupiah. Sektor pariwisata di Turki menyumbang 11,3% terhadap PDB dan menghasilkan devisa 34,5 miliar dolar AS atau setara dengan 552 triliun rupiah. Sektor pariwisata di Thailand menyumbang 19,7% terhadap PDB dan menghasilkan devisa 60,5 miliar dolar AS atau setara dengan 968 triliun rupiah.
Pariwisata bukan hanya menjadi sumber utama penghasil devisa bagi negara, namun juga membantu negara dalam mengelola dan membayar utang luar negeri mereka. Yunani, Spanyol, Meksiko, dan Mesir adalah contoh negara-negara yang memanfaatkan pendapatan dari pariwisata untuk mengelola utang luar negeri mereka.
Dengan pemulihan ekonomi global dan pelonggaran pembatasan perjalanan, Indonesia memiliki peluang untuk menarik kembali wisatawan mancanegara dan meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata. Pemerintah dapat fokus pada pengembangan destinasi wisata, peningkatan infrastruktur, promosi yang efektif, serta peningkatan kualitas layanan dan sumber daya manusia di industri pariwisata. Peningkatan investasi di sektor pariwisata juga dapat menjadi katalis pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Pariwisata juga memainkan peran penting dalam penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Sektor pariwisata menyerap 12,16 juta tenaga kerja langsung atau 9,5% dari total tenaga kerja Indonesia. Jika memperhitungkan dampak tidak langsung, pariwisata mendukung 23,58 juta pekerjaan atau 18,4% dari total lapangan kerja.
Pengembangan pariwisata berbasis komunitas dan pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di sektor pariwisata dapat membantu mendistribusikan manfaat ekonomi secara lebih merata. Dengan meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata, pemerintah Indonesia dapat memperoleh devisa tambahan untuk membantu membayar utang yang akan jatuh tempo, mendukung pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan sektor-sektor penting lainnya.
Namun, pengembangan pariwisata harus dilakukan secara hati-hati dan berkelanjutan. Pemerintah perlu memastikan bahwa pertumbuhan pariwisata tidak merusak lingkungan, warisan budaya, atau kualitas hidup masyarakat lokal. Kebijakan dan regulasi yang tepat harus diterapkan untuk meminimalkan dampak negatif dan memastikan manfaat jangka panjang dari sektor pariwisata.
Dengan mengembangkan destinasi wisata, menarik investasi, memberdayakan UKM, dan menerapkan kebijakan yang berkelanjutan, Indonesia dapat meningkatkan pendapatan dari pariwisata, menghasilkan devisa, dan menggunakan dana tersebut untuk melunasi utang serta mendukung pembangunan ekonomi yang lebih luas. Pariwisata dapat menjadi solusi jitu bagi pemerintah Indonesia untuk menghadapi tantangan utang yang akan jatuh tempo.
