Turis Asing Solusi Atasi Anjloknya Rupiah dan Krisis Monoter

Dalam satu tahun terakhir, nilai tukar rupiah dari 15.000 rupiah anjlok drastis ke 16.362 rupiah. Aura krisis pun mulai terasa, seiring dengan naiknya harga

Muhammad Rahmad

6/11/20243 min read

Muhammad Rahmad
Muhammad Rahmad

Dalam satu tahun terakhir, nilai tukar rupiah dari 15.000 rupiah anjlok drastis ke 16.362 rupiah. Aura krisis pun mulai terasa, seiring dengan naiknya harga minyak dunia, perang Rusia-Ukraina yang terus berlangsung, dan krisis Palestina yang tak berkesudahaan. Disisi lain, impor bahan baku industri mulai terasa mahal, sehingga dapat mengganggu roda produksi yang pada akhirnya akan menurunkan volume ekspor nasional kita. Jika diurut terus, maka bahaya PHK akan menghadang, harga sembako mulai meroket, sementara pendapatan masyarakat tidak bertambah. Bila itu terjadi, maka kita sedang berada dalam krisis moneter. Bahayanya akan luar biasa.

Anjloknya nilai tukar rupiah dan krisis moneter merupakan tantangan serius yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia. Kondisi ini dapat memicu inflasi, menurunkan daya beli masyarakat, dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Dalam situasi seperti ini, penting untuk mencari solusi strategis yang dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Salah satu solusi yang menjanjikan adalah dengan meningkatkan kunjungan Turis asing ke Indonesia. Pariwisata telah terbukti menjadi sektor yang tangguh dalam menghadapi gejolak ekonomi dan memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Manfaat kunjungan Turis Asing bagi Indonesia

Peningkatan kunjungan turis asing dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi Indonesia.

Pertama, turis asing membawa devisa ke dalam negeri melalui pengeluaran mereka untuk akomodasi, transportasi, makanan, dan pembelian produk lokal. Pemasukan devisa ini dapat membantu memperkuat cadangan devisa negara dan menstabilkan nilai tukar rupiah. Semakin banyak devisa yang masuk, maka semakin baik posisi Indonesia dalam menghadapi tekanan pada nilai tukar.

Kedua, peningkatan kunjungan turis asing memberikan stimulus pada berbagai sektor ekonomi yang terkait dengan pariwisata. Industri perhotelan, restoran, transportasi, dan industri kreatif akan tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan dari wisatawan. Pertumbuhan di sektor-sektor ini akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mendorong perputaran uang dalam perekonomian domestik. Hal ini dapat membantu memitigasi dampak negatif dari krisis moneter dan menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Ketiga, pengembangan infrastruktur pariwisata yang diperlukan untuk menarik turis asing akan menarik investasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Pembangunan hotel, dan fasilitas wisata lainnya akan memberikan suntikan modal yang dibutuhkan untuk memperkuat perekonomian dan menstabilkan nilai tukar rupiah. Investasi ini juga akan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat lokal dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.

Keempat, pariwisata dapat menjadi alternatif sumber pendapatan negara selain ekspor komoditas tradisional. Dengan mendiversifikasi sumber pendapatan, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas yang rentan terhadap fluktuasi harga global. Diversifikasi ekonomi ini akan membuat perekonomian Indonesia lebih tangguh dalam menghadapi gejolak eksternal, termasuk krisis moneter.

Kelima, pariwisata memiliki efek multiplier yang signifikan dalam perekonomian. Setiap dolar yang dibelanjakan oleh Turis asing akan menghasilkan pendapatan yang lebih besar bagi berbagai sektor terkait. Efek multiplier ini akan memperkuat rantai nilai ekonomi dan menciptakan pertumbuhan yang lebih luas.

Strategi Meningkatkan Kunjungan Turis Asing

Untuk merealisasikan manfaat-manfaat tersebut, diperlukan strategi yang komprehensif dan terintegrasi dalam meningkatkan kunjungan turis asing.

Pertama, promosi dan branding pariwisata Indonesia harus diperkuat di pasar internasional. Kampanye pemasaran yang efektif, penggunaan media digital, dan kerjasama dengan influencer dan media global dapat membantu meningkatkan visibilitas dan daya tarik Indonesia sebagai destinasi wisata.

Kedua, akses dan konektivitas menuju destinasi wisata Indonesia perlu ditingkatkan. Pengembangan infrastruktur transportasi, seperti bandara internasional dan jaringan transportasi darat yang efisien, serta peningkatan konektivitas melalui kerjasama dengan maskapai penerbangan internasional akan memudahkan turis asing untuk mencapai Indonesia.

Ketiga, pengembangan produk wisata yang unik, berkualitas, dan berdaya saing global harus menjadi prioritas. Dengan memanfaatkan keunggulan alam, budaya, dan kreativitas lokal, Indonesia dapat menciptakan pengalaman wisata yang tak terlupakan bagi turis Asing.

Keempat, peningkatan kualitas layanan pariwisata melalui pelatihan sumber daya manusia dan penerapan standar internasional akan memastikan kepuasan wisatawan dan mendorong kunjungan berulang.

Kelima, kerjasama multistakeholder yang erat antara pemerintah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat lokal diperlukan untuk mengoptimalkan potensi pariwisata dan memastikan manfaat yang berkelanjutan.

Akhir kata, peningkatan kunjungan turis asing merupakan solusi yang menjanjikan dalam mengatasi anjloknya nilai tukar rupiah dan krisis moneter. Dengan manfaat ekonomi yang signifikan, seperti pemasukan devisa, stimulus ekonomi, pengembangan infrastruktur, diversifikasi ekonomi, dan efek multiplier, pariwisata dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, diperlukan strategi yang komprehensif dan implementasi yang efektif untuk merealisasikan potensi tersebut. Investasi dan dukungan yang kuat terhadap sektor pariwisata harus menjadi prioritas dalam agenda pembangunan ekonomi Indonesia. Dengan langkah-langkah strategis yang tepat, Indonesia dapat menarik lebih banyak turis asing, memperkuat fundamental ekonomi, dan menstabilkan nilai tukar rupiah dalam jangka panjang.***

*) Penulis adalah Direktur Eksekutif Pusat Kajian Pariwisata Indonesia / Dosen Pariwisata Institut Pariwisata Trisakti